Download Kumpulan Ebook Bisnis Gratis

Kali ini saya akan membagikan ebook bisnis dan wirausaha pdf gratis yang akan membantu kamu belajar tentang dunia usaha mulai dari nol silahkan mendownload bawah ini.

001. Twitter Marketing.pdf (DOWNLOAD)
002. Tips Laris Jualan.pdf (DOWNLOAD)
003. The power of super team.pdf (DOWNLOAD)
004. 10 juta pertama dari jualan di Instagram.pdf (DOWNLOAD)
005. 100 Juta Pertama Dari Toko Online.pdf (DOWNLOAD)
006. 17 Teknik Closing.pdf (DOWNLOAD)
007. 30 Hari Jago Jualan - Dewa.pdf (DOWNLOAD)
008. Belajar Bisnis Online Pemula.pdf (DOWNLOAD)
009. Berani Jadi Wirausaha Sosial.pdf (DOWNLOAD)
010. Jurus Facebok Marketing.pdf (DOWNLOAD)
011. Kitab Anti Bangkrut.pdf (DOWNLOAD)
012. Membuat Toko Online Sendiri.pdf (DOWNLOAD)
013. Menghafal Cepat Dengan Otak Kanan.pdf (DOWNLOAD)
014. Rahasia Dikejar Orderan.pdf (DOWNLOAD)
015. Rahasia Membangun Tim Penjualan.pdf (DOWNLOAD)
016. Rahasia SuksesAffiliate Marketing.pdf (DOWNLOAD)
017. Sejuta dari instagram.pdf (DOWNLOAD)
018. Strategi Manajemen Bisnis.pdf (DOWNLOAD)
019. THE POWER OF BRANDING.pdf (DOWNLOAD)
020. The Power of Kepepet.pdf (DOWNLOAD)

Semoga Bermanfaat...!!!

Catatan Seorang Demonstran - Soe Hoek Gie

Download Ebook Catatan Seorang Demonstran - Soe Hoek Gie



Mahasiswa merupakan golongan yang amat penting dalam praktik suatu kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah. Golongan ini memiliki peran besar disamping sebagai generasi muda penerus cita-cita juga menjadi penyambung lidah rakyat kepada pemangku negara. Bahkan, kehidupan sebagian mahasiswa tidak dilepaskan dari aksi demontransi tentang berbagai kebijakan pemerintah terhadap rakyat. Suatu kebijakan yang telah disetujui berguna dalam kesejahteraan rakyat ternyata dapat berbalik arah dan mengancam kehidupan rakyat. Hal ini terbukti dari era pemerintahan di Indonesia tahun 1960-an yang dianggap membungkam suara para mahasiswa dalam menyoroti kinerja pemerintahan yang permainan kotor sehingga menimbulkan pergejolakan di kampus-kampus.

Soe Hok Gie (Gie) merupakan satu dari ribuan mahasiswa yang berani menentang kebijakan pemerintah yang otoriter dan mengutamakan kepentingan pribadi para pejabatnya. Gie menulis bukunya yang berjudul “Catatan Seorang Demonstran” bahwa segala bentuk kegelisahan, kekecewaan dan percintaan sedang dilalui dalam hidup penulis. Salah satu petikan yang menarik adalah, “Kita, generasi kita ditugaskan untuk memberantas generasi tua yang mengacau. Kitalah generasi yang akan memakmurkan Indonesia”. Gie mengajak kawan-kawan mahasiswa untuk melakukan aksi turun jalan ketika menemui suatu kebijakan yang dianggap merugikan rakyat.
Buku “Catatan Seorang Demonstran” terdapat delapan bagian yang terdiri dari Bagian I (Soe Hok Gie: Sang Demonstran), bagian II (Masa Kecil) Bagian III (Di Ambang Remaja), Bagian IV (Lahirnya Seorang Aktivis), Bagian V (catatan seorang demonstran), Bagian VI (Perjalanan ke Amerika), Bagian VII (politik, pesta dan cinta), dan Bagian VIII (mencari makna). Catatan Gie merupakan catatan kehidupan yang dialami sehari-hari, yang telah memiliki pandangan kritis mengenai sejarah, kebudayaan manusia, politik negara, dan keadaan sosial masyarakat. Gie berperan aktif dalam menyuarakan aspirasi rakyat dengan menyoroti revolusi 45 yang lebih berpihak kepada kalangan high class. Keberaniannya dalam melakukan kritik terhadap Presiden Sukarno dan menganggap beliau immoral. Kehidupan yang selalu dekat dengan kekhawatiran, kesedihan, dan kekecewaan sangat terlihat dari catatan Gie berkaitan dengan penyelewengan para wakil rakyat.
Gie adalah sosok intelektual muda yang memiliki pemikiran luas dan selalu menjunjung nilai keadilan dan kejujuran. Dalam buku tersebut menggambarkan Gie yang berani mengkritisi berbagai permainan politik saat itu dan upaya menggugah gerakan mahasiswa. Namun, menariknya aksi Gie selalu tidak termasuk dalam satu kesatuan aksi apa pun, bahkan Gie berdiri menyuarakan aspirasinya secara independen.
Buku karya Gie ini dapat membuka pikiran kita tentang wajah pemerintahan Indonesia saat itu hingga kesatu-paduan mahasiswa yang melakukan aksi yang jujur tanpa ada unsur politis didalamnya. Buku ini menjadi salah satu karya yang wajib dibaca oleh para mahasiswa atau orang lain yang mengatasnamakan dirinya sebagai aktivis namun kehilangan makna karena unsur politis.



Di Bawah Lentera Merah - Soe Hoek Gie

Download Ebook Di Bawah Lentera Merah - Soe Hoek Gie



Langsung saja downolad ebook nya dengan cara mengklik Link Download di bawah ini :

Download Disini

Sedang Tuhanpun Cemburu - Emha Ainun Nadjib

Download Ebook Sedang Tuhanpun Cemburu - Emha Ainun Nadjib


Salah satu bakat paling besar dalam diri manusia memang menjadi binatang: makhluk tingkat ketiga sesudah benda dan tetumbuhan. Binatang plus akal adalah kita. Binatang plus akal plus tataran-tataran lain dari spiritualisme adalah kesempurnaan yang seyogyanya diperjuangkan oleh manusia.
Akan tetapi, binatang nampaknya lebih beruntung dibanding manusia. Dunia dan nilai mereka sudah niscaya dari awal sampai akhir. Sedang dunia manusia, suka menjebak diri dengan kebebasan yang dimilikinya atau yang ia peroleh dari Tuhannya. Manusia merasa bebas untuk memilih, termasuk memilih bunuh diri atau melenyapkan standar-standarnya terhadap nilai kemanusiaan.

Esai-esai yang ditulis oleh Emha Ainun Nadjib dalam buku ini, merefleksikan betapa panjang pertanyaannya atas hidup. Emha tak hanya melihat pola interaksi antara manusia dengan Tuhan yang semakin mengabur, tetapi juga semakin tersingkirnya manusia dari strata-strata sosial yang mereka bentuk sendiri.





Istriku Seribu - Emha Ainun Nadjib

Download Ebook Istriku Seribu - Emha Ainun Nadjib

Istriku Seribu: Polimonogami dan Monopoligami bukan sekadar buku tentang poligami. Pada dasarnya ia adalah sebuah buku tentang filosofi perkawinan. Poligami adalah salah satu aspek yang diteropong dari kacamata filosofi itu.
Seperti apa filosofinya? Ya, perkawinan itumeminjam asmaul Husna ibarat menjalankan sifat rahman dan rahiem. Rahman adalah cinta sosial bersifat meluas, sedangkan rahiem adalah cinta mendalam. Begitu kurang lebih prinsip nilai yang dipaparkan penulis buku ini. Dalam hidup ini, dua jenis perkawinan itu idealnya kita punya. Kepada masyarakat luas kita menerapkan cinta rahman, kepada suami atau istri kita menjalankan cinta rahiem.
Menariknya, buku ini ditulis berdasarkan pengalaman sehari-hari sang penulis. Kita tahu penulis buku ini adalah pekerja sosial yang menghabiskan banyak waktu dan tenaga untuk melayani berbagai kepentingan di masyarakat. Sedemikian padatnya, sampai-sampai ia tak punya cukup waktu untuk kekasih-rahimiyah-nya yaitu istri tercintanya. Waktunya terserap ke masyarakat yang tak lain adalah istri-rahmaniyah-nya yang jumlahnya amat banyak, bisa berjumlah seribu atau bahkan lebih dari itu, tersebar di pelbagai tempat dengan beragam masalah dan tuntutan yang disodorkan kepada sang 'suami'.
Bagaimanakah me-manage antara cinta rahman dan cinta rahiem? Bagaimana juga pandangan penulis buku ini terhadap poligami? Selayaknya anda membaca buku kecil tapi padat ini, dengan menampilkan Kiai Sudrun pula.


Ebook Markesot Bertutur - Emha Ainun Nadjid

Download Ebook Markesot Bertutur - Emha Ainun Nadjid



Dalam buku ini Emha Ainun Nadjib menceritakan tokoh yang bernama Markesot. Sebagaimana diungkapkan dalam preambule-nya bahwa Markesot tidak punya gagasan apapun yang disebut dengan” masa depan”. Ia tidak membayangkan apa-apa tentang perjalanan hidupnya, ia tidak mencemaskan hari tuanya, ia tidak memimpikan istri dan anak, meskipun sarjana itu mengejar-ngejarnya sampai-sampai surat cinta disobek-sobek yang dikirimkan kepadanya dianggap absurd dan cengeng. Ia tidak memperhatikan warna bajunya atau potongan rambutnya meskipun yang belakang ini mulai berubah semenjak sang sarjana berhasil menaklukkan hatinya. Yang dipunyai markesot adalah kesetiaan menjalani hidup dalam satuan detik. Kesetiaan terhadap barang-barang yang diperbaikinya, barangkali benda itu melahirkan filosofi dan nilai-nilai kepadanya.

Tokoh Markesot bagi Emha Ainun Nadjib merupakan kenangan pribadinya atas masa kanak-kanaknya bersama temannya. Merekonstruksi pemikiran dan memodifikasinya menjadi tokoh imajiner yang diperlukan oleh masyarakat pembaca dalam situasi sejarah seperti sekarang. Dan Emha Ainun Nadjib juga mengakui bahwa beberapa cerita dalam tokoh Markesot ini adalah dia sendiri. Dan, yang harus disebut pula bahwa jasa Markesot baik yang asli maupun yang dimodifikasi dan diidealisir kepada masyarakat tidak terletak dalam representasi kemerdekaan pribadinya, sikap egaliternya, perhatiannya yang besar kepada semua persoalan masyarakat, tapi juga lebih konkret dari itu.
Sesuatu yang sangat saya apresiasi dalam tokoh Markesot ini adalah bahwa dia selalu mengatakan “bahwa guru adalah apa yang kita hadapi”. Ia punya kepekaan dan kecerdasan ekstra dalam mesin kendaraan bermotor. Dari motor sampai truk dan juga kegemarannya dalam elektronika. Jangan sodorkan kepadanya “sampah” sepeda motor maupun mobil, nanti dia renungi dan diotak-atik sehingga kembali seperti semula.
Buku ini terbagi menjadi sembilan bagian dan saya kira satu paragraf pada awal bagian masing-masing bab merupakan representasi dari bab tersebut. Bagian pertama Markesot bertutur tentang kesunyian. Bagi Emha Ainun Nadjib, ada banyak hal yang amata menusuk dan menghantam akal sehat tapi hampir semua para ahli dan pemerintah menyatakan bahwa semua baik-baik saja sungguh saya amat kesepian. Begitulah yang tertulis di halaman awal bab pertama sebelum Anda membuka lembaran-lembaran halaman berikutnya.
Sementara pada awal bagian kedua Markesot bertutur tentang hakikat hidup, lagi-lagi saya tertegun dengan pernyataan Emha Ainun Nadjib. “Apa kau pikir belajar tasawuf itu hanya dari ulama, ustad, dan kiai-kiai saja? Apa kalian pikir cacing yang melata dan rerumputan yang dinjak-injak orang tidak bisa berfungsi sebagai sesama mursyid atau maha guru bagi proses tasawuf kita?”. Pada bagian ketiga Markesot bertutur tentang keterbukaan. Di sini kita bebas mengemukakan pendapat apa saja, asal pendapat itu tidak bertentangan dengan pemerintah. Kita boleh berpidato atau menulis apa saja di koran –koran, asal tidak mengandung unsur SARA, asal tidak menghambat pembangunan dan tidak merongrong wibawa pemerintah.
Bagian keempat Markesot bertutur tentang harapan masyarakat. Indonesia sudah semakin “babak bundhas” oleh berbagai ironi pembangunan. Oleh makin rendahnya tingkat kemampuan ekonomi mayoritas penduduk yang tinggal di desa-desa. Oleh berbagai penyakit struktural, inkonsistensi moral, dan disiplin dalam jajaran birokrasi. Bagian kelima Markesot bertutur tentang jabatan ia ringkaskan dengan alhasil lurah yang kita tokohkan ini bebal integritas sosialnya, tuli kemampuannya dan tidak landhep kepekaan kerakyatannya. Kerjanya hanya menjadi “kerbau cocokan” carik lama yang dikenal sebagai dedengkot “mafia penghisap rakyat”.
Sementara pada bagian keenam Markesot bertutur tentang janji pemilu. Lho, bukannya pemilu itu bikin orang tidak tenang. Cuma Markemplo kurang sir ramai-ramai. Bagi dia, pemilu itu rahasia bathin seperti hanya cinta pribadi dan Tuhan. Apa yang dia lakukan terhadap pemilu, yang tahu ya hanya dia sendiri dan Tuhan serta serjumlah malaikat yang diizinkan untuk mengetahui rahasia itu. Bagian ketujuh Markesot bertutur tentang calon petinggi. Seseorang menjadi pemimpin atau tidak itu akan muncul dengan sendirinya melalui seleksi alam, bukan melalui teknokrasi seperti itu. Kalau orang merasa dirinya jadi pemimpin biasanya dia bukan pemimpin yang baik, malah cenderung menjadi penguasa. Pemimpin biasanya adalah orang yang merasa sebagai temannya orang banyak.
Pada bagian kedelapan Markesot bertutur tentang masyarakat bawah. Masyarakat tidak punya kesanggupan apapun untuk membeli nasib yang lebih baik, membeli tali koneksi, membeli perlindungan, dan membeli kemewahan. Mereka bisa saja tiap hari dipukuli oleh majikannya, disirami air panas, digunduli rambutnya, diperkosa, atau diapakan pun-tanpa ada kemungkinan untuk membela diri. Dan yang terakhir, bagian kesembilan Markesot bertutur tentang masa depan. Pernahkah kita membayangkan, kalau di tahun 1989 kita punya anak bagaimana kelak nasib anak itu kelak di tahun 2000 umpamanya? apakah yang akan kita lakukan sekarang agar anak-anak kita kelak memperoleh suatu dunia yang menyejahterakan hidup mereka?
Buku ini merupakan kelanjutan pertualangan Markesot dalam mengarungi samudera permasalahan kita. Dibandingkan dengan “buku pertama”nya. Buku keduanya ini lebih seru dan mengajak kita untuk merenungi hakikat kehidupan tanpa menghilangkan sama sekali nuansa guyonan yang telah menjadi ciri khasnya. Pada hakikatnya, Markesot adalah sebuah cara (untuk tetap) bertahan menjadi manusia.







Ayat - Ayat Cinta ~ Habiburrahman El Shirazy

Download Ebook Ayat - Ayat Cinta ~ Habiburrahman El Shirazy



Sinopsis Ayat-Ayat Cinta

Novel pembangun jiwa – Tentang seorang pemuda Indonesia yang mencari ilmu jauh di tanah Arab. Berbekal iman yang kuat dan ketabahan, Fahri mengalami banyak hal yang menggetarkan hidupnya, yang sesaat membuat Fahri mempertanyakan jalan hidupnya.

Kesabaran dan keimanan adalah kunci kehidupan. Fahri, Aisyah dan Maria membuktikannya dalam cerita yang halus dan mengalir.